Stranded in Aceh
26 Jan
Bulan puasa merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh umat Muslim. Begitu juga masyarakat Aceh yang mayoritas penduduknya menganut agama Muslim. Megang menjadi tradisi orang aceh dalam menyambut hari puasa. Meugang Dilaksanakan sekitar 2 hari sebelum puasa. Berdasarkan informasi yang saya dapat, Megang dimaksudkan agar setiap orang menyediakan daging sebagai simbol asupan makanan yang cukup sebelum melaksanakan puasa.
Pada hari-hari seperti ini harga daging sapi dan kerbau bisa melonjak naik berkali-kali lipat dari harga biasa. Dan jangan harap kita bisa mendapatkan daging dibawah harga Rp 100.000. Dan herannya masyarakat Aceh mau membayar daging dengan harga berapa saja demi menyediakan berbagai masakan penuh daging bagi keluarga. Biasanya pendatang seperti saya akan keluar dari Aceh pada saat hari Megang dilaksanakan karena kegiatan perkantoran akan lumpuh pada hari ini. Walaupun tetap buka namun biasanya mereka datang sekitar jam 10 dan setelah makan siang sudah menghilang ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan pelaksanaan ritual megang. Buat aku Meugang adalah hari libur.
15 Jan
A store that sells new husbands has opened in New York City, where a woman may go to choose a husband. Among the instructions at the entrance is a description of how the store operates:
You may visit this store ONLY ONCE! There are six floors and the value of the products increase as the shopper ascends the flights. The shopper may choose any item from a particular floor, or may choose to go up to the next floor, but you cannot go back down except to exit the building!
So, a woman goes to the Husband Store to find a husband. On the first floor the sign on the door reads:
Floor 1 – These men Have Jobs.
She is intrigued, but continues to the second floor, where the sign reads:
Floor 2 – These men Have Jobs and Love Kids.
‘That’s nice,’ she thinks, ‘but I want more.’
So she continues upward. The third floor sign reads:
Floor 3 – These men Have Jobs, Love Kids, and are Extremely Good Looking.
‘Wow,’ she thinks, but feels compelled to keep going.
She goes to the fourth floor and the sign reads:
Floor 4 – These men Have Jobs, Love Kids, are Drop-dead Good Looking and Help With Housework.
‘Oh, mercy me!’ she exclaims, ‘I can hardly stand it!’
Still, she goes to the fifth floor and the sign reads:
Floor 5 – These men Have Jobs, Love Kids, are Drop-dead Gorgeous, Help with Housework, and Have a Strong Romantic Streak.
She is so tempted to stay, but she goes to the sixth floor, where the sign reads:
Floor 6 – You are visitor 31,456,012 to this floor. There are no men on this floor. This floor exists solely as proof that women are impossible to please. Thank you for shopping at the Husband Store.
PLEASE NOTE:
To avoid gender bias charges, the store’s owner opened a New Wives store just across the street.
The first floor has wives that love sex.
The second floor has wives that love sex and have money and like beer.
The third , fourth, fifth and sixth floors have never been visited.
(I copied this story from an email from sosio2k1@yahoogroups.com.)
WHAT DO YOU THINK?
8 Jan
I found this letter in my room. But so sorry, I can’t translate this letter into English in an appropriate language. Than I decided not to rewrite it in English because it may loose it touch on my heart.
kita memang cuma 2 ekor merpati yang coba saling bantu terbang, padahal sebenarnya sayap kita lagi patah.
Kita juga tahu untuk membuat sayap itu utuh kita butuh patahannya.
Dan kita sadar bahwa sayap itu bukan hilang tapi masih ditinggal di suatu tempat.
Aku tahu tempatku meninggalkan patahan itu.
Aku sedang meminjamkan sayap ku padanya agar dia bisa terbang
Saat ini dia hampir terbang
Dan aku tidak mau meminjamkan sayap ku untuk yang lain lagi terbang
Saat ini aku mau terbang sendiri…
Setinggi-tingginya…
Sejauh-jauhnya…
Kalau kamu mau terbang seperti aku
Kamu harus cari dulu di mana kamu letakkan patahan itu
Kenali dia agar kamu yakin benar itulah patahan sayap yang kamu cari
Karena hanya Pemiliknya yang kenal betul sayapnya walau sudah patah
Ambil sayap itu dan jangan pernah kamu tinggalkan lagi
Biar kamu bisa terbang bersama ku
Nanti aku kenalkan dengan pohon-pohon di hutan sana
Aku ajak kamu berburu cacing bersama
Akan ku kenalkan juga dengan awan-awan di langit
Tapi MAAF…
bukan dengan meminjamkan sayapku
Karena kalau ku pinjamkan kamu cuma akan bisa terbang dengan sayap pinjaman bukan milik sendiri
Bukan itu yang ku harapkan
Aku mau kamu bisa punya sayap seutuhnya biar bisa terbang tinggi sekali
Bahkan lebih tinggi dari aku
Kamu mau kan membuatnya utuh?
7 Jan
I saw some students had been catch and treated like criminals in Siantar (http://www.tvone.co.id/index.php/cp/newsdetail/5631). Somehow I think it was another violence treatment for children. Don’t they ever think this behavior is not pure children delinquent but also because of boring learning methods implemented on our education systems?
I asked a friend about it. He said “yes, I hate going to school”. He told me that he would rather skip the class and watched some movies in his friend’s house than listened the teacher or read the text book.
How do you think?
Saat saya menonton televisi mengenai pelajar bolos sekolah yang ditangkap di kota Siantar http://www.tvone.co.id/index.php/cp/newsdetail/5631). Mereka mendapat perlakuan yang biasa diterima seorang penjahat criminal. Tiba-tiba saja saya merasa bahwa itu merupakan salah satu tindak kekerasan pada anak-anak. Apakah mereka pernah berpikir sebaliknya? Bisa jadi tindakan bolos sekolah ini karena sistem pendidikan yang membosankan.
Saya coba bertanya pendapat salah seorang teman saya. Dia dengan yakin menjawab “iya dan saya benci sekolah”. Dia bercerita bahwa dulu dia sering sekali bolos sekolah dan menonton film porno di rumah temannya. Sungguh lebih menarik nonton film porno daripada mengikuti pelajaran dengan metode membaca dan mendengar di dalam kelas.
Bagaimana menurut mu?