These are the Bahasa Indonesia version of my writing before in The Piracy Trend: Understanding Streaming Service Fragmentation
Topik yang saya bahas di sini berkisar pada meningkatnya pembajakan film dan serial TV. Akar masalah ini sebagian besar dapat dilacak kembali ke dinamika yang berubah dalam industri streaming – ditandai dengan meningkatnya harga, pengenalan iklan di paket berbayar, pembatasan berbagi kata sandi password, pembatasan perangkat yang mengakses platform streaming, dan fragmentasi konten di berbagai platform streaming baru.
Lanskap yang terus berkembang ini telah menyebabkan sentimen luas, sering terdengar di media sosial dan forum: "Mendingan download bajakan daripada berlangganan 3-4 layanan streaming yang beda." Namun, apakah pernyataan ini didukung oleh data? Apakah pembajakan meningkat sebagai hasil dari peningkatan harga paket dll? Meskipun saya tidak mendukung pembajakan, sangat menarik untuk memeriksa data untuk memvalidasi hipotesis ini. Dan hal menarik lainnya, meskipun pendapatan Netflix meningkat dengan setiap pembatasan fitur (seperti berbagi kata sandi) dan penambahan iklan, tren menuju penggunaan pembajakan yang meningkat tampaknya sejalan.
Menurut data dari laporan MUSO Kearny’s , "Piracy Data: A Multi-Billion Dollar Opportunity," yang tersedia di PCMag, pembajakan telah mengalami peningkatan substansial sekitar 36% sejak tahun 2020, dengan jumlah kunjungan tertinggi berasal dari Amerika Serikat.
Faktor apa atau kejadian apa yang telah memicu lonjakan pembajakan ini? Beberapa kebijakan yang diambil oleh layanan streaming berbayar ini telah berkontribusi secara signifikan, antara lain:
Netflix: Netflix, dengan beragam kontennya, telah mengimplementasikan blokir pada berbagi kata sandi password dan memperkenalkan iklan di paketnya yang paling terjangkau, menyebabkan peningkatan pembajakan yang mencolok. Meskipun merilis berbagai serial TV dan film yang menarik, keputusan perusahaan untuk membatalkan serial populer tanpa resolusi (tidak diperpanjang walaupun menggantung ceritanya) telah membuat banyak penonton merasa kecewa dan mungkin lebih cenderung untuk melakukan pembajakan.
HBO Max: HBO Max, yang pernah diagumkan karena konten premiumnya, telah mengalami penurunan bertahap dalam perpustakaannya, dengan banyak kartun dan film populer awalnya tersedia lalu menghilang. Beberapa berspekulasi bahwa pengurangan ini adalah langkah strategis untuk mengurangi kewajiban pajak. Selain itu, beberapa serial TV yang pernah tersedia di HBO Max sekarang hampir tidak dapat diakses, tanpa pilihan DVD, Blu-ray, atau streaming alternatif, mendorong penonton menuju pembajakan.
Disney+: Sama dengan yang lain, Disney+ telah menghapus beberapa judul dari perpustakaannya dan meningkatkan harga langganan, yang kemungkinan besar telah berkontribusi juga pada peningkatan pembajakan.
Penelitian sejak awal tahun 2021 telah secara konsisten menunjukkan bahwa membatasi akses ke film dan serial TV mendorong peningkatan pembajakan (TechXplore). Selain itu, studi tahun 2023 menyarankan bahwa memungkinkan berbagi kata sandi sebenarnya dapat mengurangi pembajakan (TheStreamable). Meskipun temuan ini, Netflix dan platform streaming lainnya terus menerapkan kebijakan-kebijakan yang restriktif.
Kesimpulannya, meningkatnya pembajakan dapat langsung dikaitkan dengan kondisi kebijakan-kebijakan dari layanan streaming ini, yang ditandai dengan peningkatan fragmentasi dan perubahan kebijakan akses. Artikel ini telah menguraikan bukti dan opini yang menunjukkan korelasi signifikan antara pembatasan layanan dan kecenderungan pengguna untuk menggunakan pembajakan. Jelas bahwa ketika platform streaming menyesuaikan strategi mereka – baik dengan membatasi kemampuan berbagi, meningkatkan harga, atau memfragmentasi konten – dampaknya terhadap perilaku konsumen, khususnya pembajakan, sangat mendalam dan segera.