Stranded in Aceh
9 May
Di awal tahun 2007 saya pergi ke pulau Nias. Ya, pulau Nias. Mungkin kita selama ini tidak pernah terpikir untuk pergi ke pulau Nias atau bahkan pernah merasa ada yang namanya pulau Nias. Sama kalau begitu. Saat bos saya bilang :kamu saya tempat kan di pulau Nias untuk sekitar 1-2 bulan ke depan.
Wauw, Nias…. Pulau apa itu? Seperti apa tempat itu? Pasti tempat itu terpencil. Belum lagi isu supranatural dari setiap orang yang saya tanya mengenai kehidupan di pulau Nias. Hmmm……
Whatever, saya pergi ke Nias pakai uang perusahaan. Jadi gak ada ruginya untuk mencoba.
Sesampainya di sana kita akan disapa dengan “YA’AHOWU”. Itu bahasa daerahnya untuk mengatakan “HALLO”. Di sana saya mendatangi suatu area yang menurut penduduk setempat sebelumnya adalah perkampungan. Tapi saat saya datang ternyata tempat tersebut sudah menjadi laut.
How come?
Ternyata sewaktu musibah gempa yang terjadi di Nias pada tanggal 28 Maret 2005. gempa dengan kekuatan 8,7 skala richter membuat area perkampungan ini lenyap ditelan bumi. Rumah-rumah yang ada di sana tenggelam ke bawah permukaan tanah. Penduduk desa tersebut sekarang pindah ke daerah Botohaena. Saat ini saya hanya bisa melihat air laut di lokasi perkampungan tadi.
Indah dan ironi sekali bukan? Hmmmm, jika terinspirasi pada acara supranatural di televisi pasti 10 atau 100 tahun lagi akan ada orang yang pura-pura bisa melihat suatu kampung yang tenggelam dan mengaku mengetahuinya dari arwah yang gentayangan. Hahaha…
Kenapa bisa terjadi? Karena tidak banyak orang yang mengetahui kejadian itu. Jadi ya, bisa dibodohi. Coba kalau ada yang mendokumentasikan dan menyebarkan kepada orang banyak. Saya yakin semua orang akan tahu kejadian tadi tanpa bantuan arwah. Hehehe….
Balik lagi ke perjalanan ke Tagaule. Kebanyakan orang Nias juga tidak tahu mengenai Tagaule (sebanyak yang saya tanya mengenai tagaule, hanya 1 orang yang tahu. katanya gak boleh pake istilah ini-red). Padahal waktu saya ke sana, wuih ternyata tempatnya enak banget untuk liburan.
Tapi sayang belum ada orang atau perusahaan yang menggarapnya menjadi tempat hiburan yang komersil. Padahal kalo dibuat tempat hiburan atau hotel, pemandangannya enak bangget. Bahkan menurut kawan saya yang menangani perekonomian di BRR Nias, tempat tersebut sangat ideal untuk membuat tambak.
Kemudian setelah beberapa saat main di air, foto-foto, dan ngobrol dengan masyarakat setempat. Saya pulang ke rumah dengan oleh-oleh foto dan keong laut yang katanya enak untuk dimakan.
Oya, jika kamu datang ke Nias dan berencana datang ke Tagaule, jangan lupa untuk membawa bekal makan dan minum dari Gunung Sitoli atau Teluk Dalam karena kamu tidak akan menemukan toko makanan di sekitar Tagaule.
5 Responses for "TAGAULE"
endut, tambahin dong isinya, kan dah dibikinin 😀
ayo yang semangat pop nulisnya.. kan udah g modalin kamera????
kalo butuh jakarta (under) cover girl ny tinggal panggil g aja…
btw hepi b’day n stay alive in aceh!
wah nias begitu indah ya ?ingin suatu saat aku berkunjung kesana .dan sekedar kamu tahu di daerahku banyak lokasi wisata tidak tertangani dengan baik ,salah satunya ijen view,kawahnya begitu indah bahkan turis manca negara banyak yang berkunjung kesana ,tapi sayang jalannya berkawah /berlubang hingga sulit kita mau kesana.bagi aku sih daripada pemerintah banyak ngeluarkan biaya untuk RUU pornoaksi kan lebih baik tangani dulu daerah daerah wisata agar rakyat jadi makmur.
makasih buat animo dan peratian mbak untuk mau ensiklopedia Nias,tapi maap gue mau koreksi kata2 nya mbak,w orang Nias tulen jadi mau betulin sdikit arty kata dari tegi ndrawa ?
Dalam bahasa Nias Togi ituh adalah (Gua,lobang) ituh benar,tapi Ndrawa ituh arty sesungguhnya adalah orang perantau di tanah nias,orang seberang laut/pulau,tetapi karena orang perantau di tanah Nias banyakan dan hampir semuanya adalah berkeyakinan islam makanya,ndrawa sering di alamatkan kepada orang2 islam di Nias.
Nah makanya orang Nias kalo mau merantau ke daerah lain dikatakan dalam bhsa niasnya moi ba tano ndrawa klo bahasa indo nya pergi ke tanah rantau tidak peduli meskipun daerahnya mayoritas kristen cthnya di manado,kalimantan,ambon,papua,dll.
jadi Ndrawa arty sebenarnya adalah Perantauan/orang asing/seberang pulau dan semacamnya.
jadi Nias pertama kali bukan di datangi orang islam,nenek moyang kita dulunya tidak punya agama (atheist).
barulah Nias Menjadi Kristen setelah adanya penyebaran agama Kristen di Nias,dengan kata lain Kristen sudah lama masuk di nias barulah agama islam dan agama lainnya.
Nah tapi klo Mbak mau liat hampir satu kampung yang agamanya islam semua,adanya di Lagundi Nias selatan
sebelah perkampungan saya.
selain ituh kampung sebelahnya yaitu sorake tempat Wisata surfing/selancar yang memiliki pemandangan yang eksotik dan mengaggumkan,,,,amazing,disana turis mancanegara sering tour dan datenk kesana.
salah satu ombak tertinggi di dunia,bali ja kalah ma ombaknya.
tak jarang disana dilaksanakannya tournament surfing international dan national,dan peselancar terbaik di dunia pernah surfing sorake Beach seperty Kelly Slater,Jammi O’brien,Bolsa Chica,Young Boy,dll
dan peselancar terbaik dunia saat ini adalah Kelly Slater.
Thanks…..Ya’ahowu
terima kasih Richard Gee untuk tambahan pengetahuannya. Sangat senang ada yang peduli dan mau berbagi informasi tentang Nias. Soalnya sangat terbatas info yang saya dapat kan tentang Nias. kebanyakan hanya dari mulut ke mulut. Semoga Nias semakin maju ya….
Leave a reply